Thailand Menangis

Hampir 3 minggu sudah kepergian Raja Thailand , Bhumibol Adulyadej menyentak perhatian dunia. Seorang figure yang sangat dicintai dan dihormati tidak hanya masyarakat Thailand, tetapi para wisatawan yang mengenal almarhum karena Raja Bhumibol selalu hadir dalam kehidupan seluruh masyarakat di penjuru Thailand.

Potret resminya menggantung di hampir setiap restoran, rumah dan kantor. Di jalan raya, gedung pemerintahan, mall , poster raksasa atau baliho besar terpampang wajahnya.

Raja Bhumibol adalah raja terlama di dunia yang sudah bertahta hingga 70 tahun lamanya. Kepergiannya karena sakit yang sudah alama diderita menimbulkan kesedihan luar biasa dalam bagi warga Thailand. 

Saya yang berada di Bangkok pada tanggal 13 Oktober kemarin sempat diberitahu oleh seorang teman warga Thailand pada pukul 16.30 untuk berdiam diri saja di rumah menjelang pukul 18.00 karena akan ada pengumuman penting di televisi. Kesehatan Raja di minggu tersebut memang sudah sangat kritis.
Pukul 17.30 saya berkunjung ke sebuah food court untuk makan malam dan kemudian di TV ada pengumuman bahwa Raja meninggal dunia dan saya menyaksikan sendiri saat itu bagaimana banyak orang yang berkerumun di depan TV langsung menaangis. Suasana sangat haru. Semua orang saling bertelpon atau mengirim pesan.

Semua saluran TV local mengubah acara menjadi in memoriam atau siaran langsung dari Rumah Sakit Siriraj tempat Raja meninggal. Banyak orang sudah berkumpul di RS itu dari beberapa hari yang lalu untuk mendoakan sang raja dan sekarang banyak menyanyikan lagu kebangsaan Thailand agar dapat mengiringi kepergian almarhum. Dilaporkan bahwa lalu lintas sekitar RS menjadi macet karena banyak yang ingin datang kesana

Keesokan harinya Thailand bermuram durja. Ini adalah saat berkabung nasional. Kehilangan bapak bangsa yang sangat dicintai.
Ribuan orang menunggu di sekitar Rumah Sakit Siriraj, di mana raja meninggal hingga ke Grand Palace tempat dimana jenazah akan di pindahkan. Semua lapisan masyarakat menunggu di pinggir jalan sambil membawa foto sang raja atau mengangkat uang dengan gambar sang raja.

Orang-orang berpakaian hitam. Wajah diam membisu. Saluran TV hanya menayangkan siaran tentang kehidupan raja. semua situs berita Thailand dan Google pun berganti wajah menjadi hitam putih. Banyak surat kabar Thai diterbitkan tanpa warna pada Jumat itu. Layar megatron, TV di dalam BTS pun tidak menayangkan iklan, tetapi obituary sang raja. Mannequin / patung peraga di etalase pun memakai baju berwarna hitam.











Dikibarkan bendera setengah tiang. Hiasan kain di tepi jalan yang biasanya berwarna kuning berganti menjadi hitam putih. Didirikan banyak meja untuk mengisi buku obituary di tempatkan di ruang public seperti Stasion BTS atau di dalam mall.
Dikeluarkan maklumat tidak boleh ada music keras , pesta , atau kegiatan hiburan selama 30 hari. Banyak acara di batalkan. PNS telah diminta untuk memakai pakaian hitam selama 1 tahun. 













Jumat malam : ada penyalaan lilin di pelataran mall mewah Emquartier sambil menonton siaran langsung TV. Khao san road sepi tidak ada music keras. Soi Cowboy sepi, sunyi, lengang. Hanya ada 1-2 bar yang buka, itu juga hanya pintunya saja yang terbuka. JJ night market buka seperti biasa, tetapi semua bar tutup . Ada altar untuk penyalaan lilin juga.

Beberapa hari kemudian lebih dari 150.000 orang bernyanyi lagu kebangsaan Thailand di taman Sanam Luang di dekat Grand Palace. Suatu moment yang sangat emosional dimana orkestra memainkan lagu kebangsaan yang dikenal sebagai "Phleng Sansoen Phra Barami" dimana lagu ini juga dimainkan sebelum pemutaran setiap pertunjukan bioskop di Thailand dan penonton harus berdiri untuk menghormati raja.
Pihak berwenang Thailand akan mengizinkan 10.000 pelayat setiap harinya untuk melihat peti mati yang berisi jenazah raja di dalam kompleks Grand Palace .
Untuk membantu para pelayat, banyak pihak tenaga volunteer membagikan makanan, buah-buahan segar,tissue, menyediakan jasa pijat dan potongrambut gratis, Wi-Fi, dan stransportasi gratis untuk menuju ke sana. Semua saling bahu membahu bersatu dalam mengatasi kehilangan ini.

Ungkapan dukacita pun mengalir dari berbagai tokoh dunia. Presiden Jokowi pun sempat mendatangi Grand Palace.

Para artis pun menuangkan berbagai kreativitas dalam berbagai bentuk,

The King will never be forgotten, but life moves on.
Dalam dunia pariwisata dan bisnis, kehangatan dan keramah-tamahan bangsa Thailand , pantai yang tetap indah, dan makanan lezat, tetap belum berubah.

Apalagi Bangkok sekali lagi terpilih sebagai Kota dengan turis terbanyak di dunia menurut MasterCard Kota Global Index., Dari 1 Januari - 22 Oktober 2016, Thailand kedatangan 26,4 juta wisatawan, yang menghasilkan pendapatan sekitar 1,31 triliun Baht .

Tourism Authority of Thailand (TAT) ingin memberitahukan bahwa semua pengunjung ke Thailand dapat melanjutkan perjalanan seperti biasa, dengan beberapa pemberitahuan sebagai berikut:
  • Banyak warga Thailand akan mengenakan pakaian hitam atau putih sebagai tanda berkabung. Wisatawan tidak diwajibkan, namun sejauh memungkinkan, harap mengenakan pakaian yang sopan dan warna yang tidak menyolok ketika di depan umum.
  • Bisa meminta pita hitam yang dipasang di baju kepada pihak hostel / hotel dengan gratis.
  • Wisatawan diharapkan tidak melakukan perilaku yang tidak pantas atau tidak sopan.
  • Pemerintah telah meminta kerja sama dari tempat hiburan; seperti bar dan klub malam untuk mempertimbangkan operasional bisnis mereka selama waktu berkabung ini. Keputusan akan diambil oleh pemilik masing-masing.
  • Sebagian besar acara tradisional dan budaya akan berlangsung seperti biasa, meskipun perayaan mungkin lebih disesuaikan sebagai tanda hormat, atau acara tersebut dapat didedikasikan untuk mengenang Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej.
  • Semua transportasi, bank, rumah sakit dan pelayanan publik lainnya akan beroperasi seperti biasa.
  • Pihak berwenang terkait telah meningkatkan langkah-langkah keamanan bagi semua warga Thailand dan wisatawan, untuk mendukung perjalanan mereka di seluruh negeri.
Menteri Pariwisata dan Olahraga mengatakan, "Thailand memang sedang berkabung, tetapi kami ingin meyakinkan wisatawan bahwa rakyat Thailand masih bisa senyum walau mereka berpakaian serba hitam.

Grand Palace kembali terbuka normal mulai 1 November 2016, tetapi beberapa hal harus diingat diperhatikan :
  1. Jam bagi wisatawan dari 8:30-15:30 setiap hari.
  2. Grand Palace meminta wisatawan untuk masuk dan keluar di gerbang Wiset Chaisri saja. Bawa paspor dan sangat disarankan untuk membatasi barang-barang pribadi.
  3. Thailand masih dalam masa berkabung resmi , jadi harap memakai pakaian yang sesuai dan terhormat. Sebaiknya pakaian rapi, hitam / gelap dan sepatu (tidak sandal jepit) dan muncul rapi.
  4. Wisatawan individu yang datang dengan mobil harus turun di dekat Chang Rongsri Bridge kemudian 15 menit berjalan kaki.
  5. Agen tur dengan mobil atau bus untuk menurunkan wisatawan di depan Royal Rattanakosin Hotel, berdekatan dengan Sanam Luang.
  6. Mereka yang menggunakan perahu harus turun di Tha Maharaj dermaga,kemudian berjalan kaki 10 menit 
Yes, life moves on, but or the Thai people, life without their beloved King will never be the same. 

Foto : dari berbagai sumber