November kemarin, saya akhirnya
mendapat kesempatan untuk merayakan kemeriahan festival Loy Krathong (baca
dulu di sini ) di Chiang Mai, Thailand.
Festival ini sebenarnya dirayakan di seluruh penjuru Thailand.
Tetapi di sini
lebih istimewa karena ada aktivitas menerbangkan lampion secara bersamaan di
malam hari / YeePeng (baca di sini ). Di
kota Bangkok sendiri, perayaan Loy Krathong hanya diperbolehkan untuk
melarungkan Krathong di perairan, dan menerbangkan lampion dilarang karena
membahayakan pesawat dan bisa menimbulkan efek kebakaran.
Puncak acara akan diadakan pada
tanggal 25 November, tetapi sekitar seminggu sebelumnya sudah banyak rangkaian
kegiatan diadakan untuk menyambut Loy
Krathong. Mulai dari H-3 ada parade Krathong raksasa/ kereta hias , pemilihan
putri Loy Krathong, tari-tarian, dll.
Di berbagai penjuru kota baik di toko, restaurant, hotel atau rumah penduduk dipercantik dengan berhias banyak lampion .
Moat disekitar Thapa Gate di pasangi ratusan lilin
untuk dinyalakan di malam hari. Ada spanduk untuk memberitahu jadwal yang diperbolehkan untuk menerbangkan lampion dan melarang pengkonsumsian alcohol pada hari H.
Beberapa kios atau toko juga sudah menjual krathong dan lampion. Bosan dengan lampion putih polos ? Anda bisa membeli lampion berbentuk Spiderman, Doraemon, atau bendera Thailand ;)
Perahu hias dan beberapa ornament besar juga sudah
banyak ditempatkan di sekitar titik-titik strategis kota Chiang Mai.
Negara Thailand memang sangat diuntungkan dengan adanya beberapa festival mereka yang terkenal di dunia, selain Loy Krathong yang diadakan di akhir November, di bulan April ada festival Songkran (baca dulu di sini )yang merupakan Pesta / Perang Air Terbesar . Banyak sekali turis yang datang untuk menikmati dua festival tersebut, yang tentu saja akan mendatangkan devisa yang banyak pula.
Wat Pantao yang terletak di area
weekend night market juga sangat cantik
karena dipasangi jembatan bamboo, lilin-lilin mengeliling patung Buddha,
lampion dan hiasan bergantungan dipohon. Pada hari H nanti para monk akan duduk di
sekitar patung Buddha tersebut dan menyalakan lilin. Ini adalah salah satu
momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para fotografer karena sangat fotogenik dan Instagrammable.
Lokasi hostel saya hanya berjalan sekitar 10 menit ke Thapae Gate, sehingga saya dengan beberapa teman traveler dari hotel pada hari H sekitar jam 6 sore bersama-sama berjalan ke sana. Suasana di jalan sudah ramai dengan berbagai orang yang berjalan dan kendaran. Di situ sudah banyak turis berkumpul disitu. Banyak acara diadakan disitu seperti ada pemilihan
miss Loy Krathong cilik, dan ada panggung untuk pagelaran musik.
Area sekitar Nawarat Bridge sudah ramai, banyak booth di pinggir jalan menjual berbagai macam jajanan dan berbagai macam krathong, dan tentu saja lampion untuk nanti diterbangkan.
Tidak hanya yang
biasa dari rangkaian bunga , sytrofoam dan daun pisang, ada krathong yang
terbuat dari cone es krim, dan roti.
Ada
juga beberapa kelompok anak sekolah yang mengamen untuk mencari donasi. Hampir semua bangsa tumpah ruah disini. Semua
tampak sangat bersemangat dan menanti-nanti momen yang tepat untuk menerbangkan
lampion.
Sebagian orang mulai menuju ke
sisi sungai Mae Ping untuk melepaskan krathong mereka ke sungai. Pemandangan sekitar sungai sangat memukai,
karena titik-titik cahaya dari ribuan krathong yang mengambang di permukaan
air. Beberapa titik juga mulai terlihat
mengangkasa.
Semakin malam orang semakin
banyak, semua berkumpul di atas jembatan. Berjalan pun semakin susah. Sebagian
sudah mulai menyalakan lampionnya. Butuh sedikit kesabaran untuk menerbangkan
lampion, setelah sumbu dinyalakan, kita harus menunggu dulu hingga ada udara
yang cukup untuk menerbangkan si lampion. Jika tidak, lampion hanya melayang
sebentar dan kemudian jatuh ke tanah. Ini berbahaya karena bisa mengenai orang
lain.
Ditambah lagi kemudian ada letusan kembang api tanda puncak acara festival Loy
Krathong mulai dimulai. Sungguh merupakan suatu pengalaman yang mengesankan. No
words cant describe the feeling to experience such a breathtaking moment, you
have to see it with your own eyes !
Tentu saja semua orang mulai
sibuk ber selfie dan wefie. Fotografer pun sibuk mengabadikan momen istimewa
ini. Sungguh peristiwa yang surreal
dimana orang dari penjuru dunia datang ke satu tempat dengan 1 tujuan untuk
bersama-sama menerbangkan lampion. Kebahagiaan, tawa lepas , dan wajah ceria
tampak di mana-mana. Semua orang larut
dalam perasaan senang dan puas.
Tetapi sayang jika saja ada
komando atau aba-aba agar kita menerbangkan lampion secara bersamaan pada waktu
yang telah ditentukan , maka pemandangan yang ada akan semakin
spektakuler.
Yang paling memukau adalah
event yang di adakan di dekat Mae Jo university dimana peserta melepaskan
ribuan lampion pada saat yang bersamaan sehingga menghasilkan suatu momen yang
sangat menakjubkan. Tetapi tiket ke
event tersebut sudah fully booked dari jauh-jauh hari, sehingga tahun ini saya
cukup menikmatinya di tengah kota Chiang Mai saja.
Di dekat Nawarat bridge juga
diadakan pasar malam di mana kita bisa makan, mendengarkan live music dan
bermain di arena ketangkasan seperti menangkap ikan, memecahkan balon memakai
dart, menaiki kincir angin, dan lain lain.
Dalam perjalanan pulang ke hostel
saya melangkah diiringi ratusan titik-titik cahaya , di jalan pun orang-orang
masih ada yang baru akan menerbangkan lampionnya .