Buat yang ingin traveling jalan darat dari
Thailand ke Cambodia, salah satu pilihan murah adalah menggunakan bis dari Bangkok.
Banyak
turis juga melakukan cara ini sebagai salah satu cara untuk memperpanjang masa
visa untuk tinggal di Thailand yang hampir habis. Seperti saya salah satunya J
Dengan sedikit browsing saya mendapat info
bahwa kita harus pergi ke perbatasan Thailand yaitu di Aranyaprathet dan
kemudian tinggal “menyebrang” untuk masuk ke daerah Poipet, Kamboja. Tinggal cap
paspor saja, dan bisa langsung kembali lagi ke Bangkok dalam 1 hari perjalanan PP saja.
Karena Cambodia terletak di arah timur ,
jadi kita harus naik bis dari terminal eastern bus / Ekkamai yang berlokasi
dekat stasion BTS Ekkamai. Di situ ada loket dengan petunjuk tujuan yang jelas.
Tiket menuju Aranyaprathet hanya seharga 196B ( sekitar rp. 75.000) dan
diberi sebotol air mineral.
Bis berangkat tepat waktu pujuk 10.30.
kondisi bus bersih, nyaman dan tidak terlalu penuh. Perjalanan memakai waktu
sekitar 4 jam. Bis nanti akan berhenti di Rongkleu Market.
Di area sekitar Rongkleu Market ada sebuah shopping mall dengan berbagai fast food resto untuk yang ingin makan siang dahulu. Juga ada sebuah kios yang menjual halal food .
Dari situ tinggal berjalan mengikuti
keramaian orang untuk menuju pos pemeriksaan / passport control. Banyak para
backpacker bule yang sedang menunggu di pinggir jalan juga. Cukup banyak
petunjuk jadi tidak perlu bingung. Gedung pemeriksaan passport / immigration
check point cukup nyaman dengan ruangan luas dan ber AC serta banyak petugas di
tiap jalur jadi tidak perlu mengantri lama.
Setelah mendapat cap passport kita tinggal
berjalan meninggalkan gedung untuk menuju ke bagian Negara Cambodia.
Pemandangan memprihatinkan mulai terlihat. Di mana di balik pagar pembatas
banyak anak kecil dengan penampilan tidak terurus meminta-minta uang. Jalanan
rusak, kotor dan berdebu. Kemudian kita akan melintasi “Friendship Bridge
antara Thailand & Cambodia”.
Setelah melewati gapura besar dengan ukiran
Angkor Wat bertuliskan “Kingdom of Cambodia, Suasana sekitar sangat kontras karena di perbatasan 2
negara itu banyak hotel-hotel besar dibuat dengan kasino untuk menjaring para
penjudi dari kedua Negara. Tetapi tampak kemiskinan di depan mata bersanding
dengan nyata.
Tidak lama kemudian kita akan menemukan
sebuah gedung untuk mengisi visa bagi warga asing. WNI tidak perlu membayar
untuk visa, tetapi di gedung tersebut ada orang-orang yang adalah “calo”
menawarkan bantuan untuk pengurusan passport secara cepat dengan memberitahu
bahwa antrian akan lama, dlsb.
Untung Warga Negara Indonesia tidak perlu membayar visa, jadi saya menolak dengan halus tawaran si Calo, tetapi ia tetap mengantar
saya untuk menuju tempat pemeriksaan paspor .
Hanya berjalan sekitar 5menit sampailah
saya di “ruang pemeriksaan paspor” Cambodia yang berada dalam sebuah trailer,
penuh dengan para backpacker dan warga lokal.
Sangat jauh berbeda dengan pos
imigrasi Thailand yang nyaman, dimana disini suasana panas , sempit dan cukup memprihatinkan.
Jadi kalau kita membayar si Calo, kita
tidak perlu mengantri dan akan mendapat cap paspor dengan cepat. Well, saya
tidak terburu-buru , jadi tidak apa mengantri
sekitar 30-45 menit. Setelah mendapat cap paspor, itu artinya saya secara resmi
telah berada di Cambodia.
Karena memang tidak berencana untuk
mengeksplor Poipet, apalagi melihat suasana jalanan yang berdebu, cukup
semawrut dan banyak kontruksi dimana-mana. Bahkan untuk mencoba jajanan local
pun saya tidak berminat. Jadi tidak sampai 3 menit saya langsung berjalan untuk
menuju gedung imigrasi / departure.
Tidak banyak orang yang mengantri, tetapi
saya harus membayar uang sekitar 20-40 B ( maaf lupa) kepada petugas yang berjaga.
Setelah itu saya
berjalan kembali melintasi perbatasan untuk menuju tempat imigrasi Thailand
di gedung yang sama .
Setelah mendapat cap passport untuk bisa
tinggal di Thailand selama 15 hari ke depan saya mendatangi pool bis untuk
kembali ke Bangkok sore itu juga. Naik perusahaan bus yang sama, sekitar pukul
22 p.m saya sudah kembali ke Bangkok dengan selamat.
Cukup sudah pengalaman jalan-jalan ke
Negara tetangga selama 3 menit dengan modal Rp. 150.000. Lumayan untuk menambah
koleksi cap di buku passport ! J