Ko Nang Yuan, adalah salah satu pulau terindah di Thailand, yang tidak banyak diketahui orang.Terletak di dekat Ko Tao, tempat para diver-diver dunia menjelajah alam bawah laut. Pada awalnya saya juga tidak tahu pulau ini, tapi atas ajakan 2 orang teman akhirnya saya setuju juga untuk bergabung dengan mereka selama 1 minggu dengan rute Phuket - Ko Samui - Phi-phi Island, dan dilanjutkan dengan ber solo backpacking selama 1 minggu di Phuket & Bangkok.
Hari pertama, Jakarta-Phuket
Tiba di
bandara Phuket sekitar pukul 3 sore, setelah melalui proses imigrasi,
dan, mengambil koper, kami langsung mencari airport bus untuk menuju
terminal bus di Phuket Town ( 85baht / orang).
Perjalanan
memakan waktu sekitar 55 menit hingga bis sampai di terminal Phuket
yang bersih dan cukup teratur. Memang ada ‘calo’ yang menanyakan kemana
arah tujuan kami, tetapi mereka bersikap sopan dan cukup informative,
memberitahukan konter mana yang harus kami datangi untuk membeli
tiket. Sebenarnya, rencana awal kami adalah naik bis sore itu juga ke
Surat Thani untuk mengejar Night Boat yang akan berlayar pukul 23.00
dan tiba di Ko Samui pukul 05.30 sekaligus untuk menghemat 1 malam
biaya hotel.
Tetapi karena delay pesawat, sehingga bis terakhir menuju ke sana sudah berangkat, dan baru ada lagi esok hari pukul 9 pagi, sehingga kami memutuskan untuk bermalam saja di Phuket Town dengan mencari penginapan di sekitar terminal bus.
Tetapi karena delay pesawat, sehingga bis terakhir menuju ke sana sudah berangkat, dan baru ada lagi esok hari pukul 9 pagi, sehingga kami memutuskan untuk bermalam saja di Phuket Town dengan mencari penginapan di sekitar terminal bus.
Hari kedua, Phuket Town – Surat Thani – Koh Samui
Pukul
07.30 pagi kami sudah check out dari hotel dan berjalan kaki menuju
terminal bus. . Kami membeli
joint tiket bus-ferry dari Phantip seharga 450B dengan tujuan Phuket –
Surat Thani memakai bus, dan dilanjut Surat Thani-Ko Samui memakai
ferry. Jam 9 tepat bis berangkat, walau isi di dalam bis tidak terlalu
penuh. Memang system transportasi di Thailand cukup diacungi jempol
dalam hal ketepatan waktu , kebersihan dan keteraturan.
Bis nya
tinggi, karena bagian samping kiri-kanan bawah dipakai untuk menyimpan
barang bawaan penumpang. Di karcis ada nomor bangku setiap penumpang.
Di tengah jalan beberapa kali bis menaikan dan menurunkan penumpang .
Di pinggir jalan tidak ada pemandangan selain pohon atau rumah
penduduk. Tidak terlihat ada orang sedang nongkrong merokok di pinggir
jalan, atau penjual buah-buahan seperti di Indonesia. Jalanan
lurus,mulus tidak ada lobang sehingga perjalanan cukup membosankan.
Cukup berhenti 1x di suatu tempat singgah, akhirnya sekitar pukul 3 bis
sampai di pelabuhan Donsak. Kami diminta untuk turun dan berjalan ke
ruang tunggu, sedangkan bis mulai mengantri untuk masuk ke ferry.
Ferrynya
terdiri dari 3 tingkat dimana tingkat dasar untuk bis, mobil dan
kendaraan lainnya. 2 tingkat untuk penumpang, dimana ada sebuah kantin ,
dan bahkan ada tempat untuk “Thai Massage”. WCnya bersih dan kering.
Lama perjalanan hingga sampai di pelabuhan Nathon, Ko Samui sekitar 90
menit.
Sampai di pelabuhan Nathon, sudah banyak taxi yang
berjejer. Kami naik taxi seharga 500b menuju Chaweng area, dan
menginap di Relax Resort, dengan 750B kami mendapatkan 1 buah queen bed
& 1 single bed, ber AC, Kamar mandi di dalam dengan air hangat.
Chaweng
adalah daerah teramai di Ko Samui. Ruas jalan dipenuhi toko-toko,
hotel, restaurant, dan lain lain. Sambil berjalan-jalan, kami mampir
di travel agent kecil untuk memesan 1 day trip ke Ko Tao dan Ko Nang
Yuan(KNY) keesokan harinya seharga 1300b. Si wanita penjaga travel
melihat bahwa kami mirip orang Thai , mengajarkan kata “Sam Khon” yang
berarti “3 orang” untuk menghindari membayar tiket masuk ke Nang Yuan
sebesar 100B/ orangnya, karena hanya wisatawan yang harus membayar,
dimana warga local gratis .
Hari ketiga : Koh Tao – Koh Nang Yuan
Pagi-pagi
kami check out dan menitipkan ransel di reception, karena akan pindah
ke daerah Lamai sepulang dari Ko Tao. Jam 8 kurang kami dijemput 1
van yang kemudian menjemput beberapa tamu lainnya, sampai sekitar ½ 9
baru sampai di pelabuhan Petcharat . Disitu kami tinggal menyerahkan
voucher yang sudah dibeli semalam, dan sewaktu diminta untuk membayar
100B untuk masuk ke Nang Yuan, kami ingat untuk mengatakan “Sam Khon”,
tetapi tidak berefek apa-apa. Hahaha… gagal deh mau nipu…..Kami juga
diberi stiker yang harus ditempelkan dibaju, dengan maksud untuk
mengelompokkan dari grup mana kami berangkat nanti.
Sambil menunggu, kami boleh breakfast roti, kopi atau teh. Lumayan untuk mengganjal perut. Jam
9 lebih kapal berangkat. Di dalam speedboat tidak terlalu penuh, dan
tentu saja tampang melayu cuma kami saja, sisanya bule dan turis
Jepang. Sekitar 40 menit kami
melewati Koh Phangan, pulau yang mendunia karena “full moon party ” nya
setiap bulan, dimana ribuan orang datang dari Bangkok, Phuket atau
pulau sekitar untuk sekedar dugem dipinggir pantai hingga matahari
bersinar . Sayang akibat keterbatasan waktu, dan timing yang tidak pas
dengan full moon, kami tidak sempat berkunjung ke pulau ini , yang
juga ambil bagian dalam sebuah scene di film terkenal The Beach. Maybe
next time !
Ko Nang Yuan adalah sebuah pulau kecil dekat Ko Tao,
di Central Gulf Coast daerah selatan Thailand, terkenal sebagai
tempat menyelam dan snorkling. Hanya ada 1 hotel disini dengan
harga yang cukup mahal, sehingga banyak turis yang datang dari
pulau-pulau tetangga seperti Ko Tao, Ko Phangan, Ko Samui, dan juga
dari Surat Thani untuk berkunjung 1 day trip saja. Memang cocok untuk
yang ingin honeymoon dan berdompet tebal karena sepi dan romantis.
Sekitar
90 menit, akhirnya kapal melambat. Banyak batu-batu karang berjajar
cukup mendominasi pemandangan sekitar dermaga. Oleh crew kapal kami
diberitahu waktu untuk mengeksplor KNY selama 2 jam. Begitu menjejakan
kaki di kayu dermaga, mata dimanjakan dengan jernihnya air biru di
bawah, dan ribuan ikan kecil berwarna hitam yang berenang bergerombol.
Tentu saja kamera saku mulai dikeluarkan dan jepret kiri jepret kanan
setiap melangkah.
Dari dermaga kami melewati jembatan kayu yang diapit batu-batu berukuran besar, hampir seperti yang ada di Belitong. Keunikan KNY adalah pulau tersebut sebenarnya merupakan tiga pulau kecil yang terpisah, dimana pulau kecil itu dihubungkan oleh sebuah pantai berpasir yang panjang. Di sepanjang garis pasir putih halus tersebut ada sederetan bangku dan payung yang dapat dipakai dengan gratis ( tidak seperti di Kai Nok yang harus membayar )
Pulau pertama adalah dermaga kedatangan dan terdapat restauran satu-satunya yang ada di pulau tersebut, di pulau kedua ada beberapa cottage kecil dan di pulau ketiga terletak view point untuk menikmati keindahan KNY dari atas.
Dari awal
kami sudah bertekad untuk mendaki view point untuk mendapatkan
pemandangan yang spektakuler, seperti yang dilihat dari gambar2 di
internet. Tetapi, perjalanan menuju ke sana tidak gampang, dan sungguh
menguras tenaga ! Kami menuju pulau ke tiga dan masih merasa takjub
karena dapat berjalan pantai yang lebarnya hanya berjarak sekitar 2
meter dan diapit kiri-kanan oleh jernihnya air laut biru bening dan
bersih. Jembatan kayunya sederhana, tetapi dibuat dengan artistik dan
menyediakan banyak spot-spot strategis untuk berfoto.
Setelah
berjalan kira-kira 10 menit di jembatan, akhirnya sampailah kami di
depan ‘stairway to heaven / hell’ deretan tangga-tangga menjulang di
depan mata langsung membuat nyali minder. Saya, si pemalas yang tidak
pernah berolah raga dan membenci tangga harus beristirahat setiap
naik 10-13 anak tangga.
Tidak hanya itu, jalan setapaknya kadang hanya
muat untuk 2 orang saja, sehingga harus menepi jika ada yang datang
dari atas. Tidak hanya tangga batu yang harus dinaiki, terkadang kami
juga harus sedikit memanjat batu-batu besar di tengah jalan.
Perjalanan naik endless stairs di tengah hutan ini jauh lebih capai
dibanding pengalaman hampir serupa menuju viewpoint Phi-phi island.
Setelah
beberapa saat naik tangga, berdiam, menarik napas, mengelap keringat,
naik tangga lagi, terengah-engah, dan begitu seterusnya, akhirnya
kami sampai juga di berdiri di atas batu sebesar kira-kira 2x1.5 m,
bersama dengan beberapa orang turis Jepang , semoga inilah view point 1
itu !
Dan tentu saja semua pengorbanan melelahkan tadi terbayarkan !!! Pemandangan ke bawah sangat menakjubkan. Amazing ! Stunning ! Breathtaking! Speechless, tidak bisa berkata apa-apa. Keindahan KNY dengan 3 bagian laut yang terpisah, jernihnya air laut , kapal-kapal kecil yang berlayar, sungguh menakjubkan! kami. Rencana untuk lanjut ke view point 2 batal mengingat bisa sampai ke view point 1 saja sudah bersyukur. Maklum,matahari cukup terik, otot kaki sudah mengejang dan waktu yang terbatas.
Dan tentu saja semua pengorbanan melelahkan tadi terbayarkan !!! Pemandangan ke bawah sangat menakjubkan. Amazing ! Stunning ! Breathtaking! Speechless, tidak bisa berkata apa-apa. Keindahan KNY dengan 3 bagian laut yang terpisah, jernihnya air laut , kapal-kapal kecil yang berlayar, sungguh menakjubkan! kami. Rencana untuk lanjut ke view point 2 batal mengingat bisa sampai ke view point 1 saja sudah bersyukur. Maklum,matahari cukup terik, otot kaki sudah mengejang dan waktu yang terbatas.
Sekitar 10 menit kami diatas, kami memutuskan untuk turun akan snorkeling di area Japanese Garden. Setiap peserta tour dapat snorkeling dengan mask & snorkel pinjaman dari kapal. Laut untuk snorkeling dangkal saja, jadi tidak perlu susah payah untuk melihat seliweran ikan-ikan kecil dan keindahan bawah laut NY. Wow, saat saya melemparkan sepotong biscuit, ratusan ikan datang menghampiri. Lucu sih, tapi kalau kebanyakan ikan yang datang kemudian ikut mengigit badan kan geli juga ?
Sekitar
15 menit kemudian kami dipanggil crew untuk naik ke kapal. Tujuan
kali ini adalah makan siang di Koh Tao. Lama perjalanan hanya sekitar
10 menit, dan kami tiba disebuah restoran kecil. Makanan yang datang
adalah sepiring omelet telur, ayam kacang mede, sop kentang dan
semangkuk makanan dari ayam yang cukup enak.
Setelah makan kami diberi waktu sekitar 20 menit untuk berjalan-jalan di sekitar Koh Tao. Banyak turis asing yang berjemur di teriknya matahari, sedangkan kami justru berlindung di bawah naungan pohon besar, menghindari panas.
Tao berarti kura-kura, karena jika dilihat dari atas, pulau ini berbentuk seperti tempurung kura-kura, hingga didepan restoran kami ada sebuah patung kura-kura besar. Hanya seluas 21 km2, keindahan alam bawah laut Ko Tao dapat dinikmati dengan snorkeling atau diving.
Tidak lama
kemudian kami dipanggil untuk menuju ke tujuan akhir, yaitu snorkeling
di “Lighthouse Bay”. Tidak lama berlayar, kapal kemudian bersandar di
tengah lautan, bersebelahan dengan speedboat lainnya. Memandang ke
bawah, terlihat ribuan ikan berenang hilir mudik. Jika ada yang
melempar biscuit atau roti dari atas kapal, ribuan ikan langsung
berenang mencoba mendapat makanan. Setelah 20 menit akhirnya kami
diminta untuk naik ke kapal, well, sudah waktunya pulang kembali ke
darat.
Sekitar jam 4 kami tiba di Petcharat Marina, dan grup kembali dikumpulkan untuk diantar ke hotel kembali. Sekarang KNY bisa dicoret dari daftar tempat2 yang ingin dikunjungi sebelum mati, tetapi masih banyak tujuan berikutnya sudah menanti, tinggal menunggu waktu, tabungan dan teman yang tepat !
Penasaran ? lihat video ini
0 comments:
Post a Comment